Penulisan Pun Juga Harus Mempengaruhi Pengerjaan Pembuatan Prasasti
Prasasti Nameboard |
Prasasti dan tanda adalah alat bantu penting dalam mengotentikasi suatu karya atau objek. Mereka juga membantu dalam penafsiran dan tanggal, dan memberikan informasi tentang sejarah pekerjaan. Kategori ini juga digunakan untuk merekam karya yang terutama bersifat tekstual. Jenis batu yang biasanya dipergunakan untuk membuat prasasti yaitu batu andesit, batu kapur, pualam, dan basalt. Dalam arkeologi, prasasti batu dinamakan upala prasasti. Contoh prasasti yang terbuat dari batu misalnya Prasasti Yupa. Prasasti yang terbuat dari logam bahan yang digunakan berupa tembaga dan perunggu, yang dinamakan tamra prasasti. Prasasti yang terbuat dari perunggu contohnya yaitu prasasti dari Airlangga, yang dikenal dengan nama prasasti Kalkuta. Selain tembaga dan perunggu, ada pula yang terbuat dari lembaran perak dan emas, meskipun hanya sedikit. Prasasti yang berupa batu bata juga dinamakan dengan Terra Cotta. Prasasti dari batu bata ini di Indonesia hanya sedikit sekali kita dapatkan. Contohnya adalah prasasti yang ada dalam makna candi Sentul. Selain ketiga bahan di atas, ada pula prasasti yang ditulis di atas lontas atau daun tal, yang dinamakan ripta prasasti.
Prasasti Marmer |
Beberapa prasasti terbuat dari tanah liat atau tablet yang kadangkala diisi dengan mantra-mantra dalam agama Buddha. Prasasti yang menggunakan bahasa Sansekerta misalnya yaitu prasasti Kutai, prasasti Tarumanegara, prasasti Canggal (sumber sejarah Mataram Hindu), prasasti Ratu Boko, prasasti Kalasan, prasasti Tuk Mas, prasasti Kelurak, prasasti Plumpungan, dan prasasti Dinoyo. Prasasti yang menggunakan perpaduan antara bahasa antara Jawa Kuno dengan bahasa Sanskerta, misalnya yaitu prasasti Kedu, prasasti Randusari I dan II, dan prasasti Trowulan I, II, III, IV. Prasasti yang menggunakan perpaduan antara bahasa Melayu Kuno dengan bahasa Sansekerta, misalnya prasasti Kota Kapur di Sriwijaya, prasasti Gondosuli, prasasti Dieng, dan prasasti Sajomerto (Pekalongan). 1. Sima, yaitu prasasti yang berisi tentang maklumat raja atau bangsawan dalam rangka pengukuhan suatu daerah menjadi sima. 2. Jayapatra atau Jayasong, yaitu prasasti yang berisi tentang keputusan hukum untuk pihak yang memenangkan suatu perkara. 3. Suddhapattra, yaitu prasasti yang berisi tentang keputusan ikatan hutang-piutang, pelunasan, atau proses gadai.
Bahasa yang digunakan pun bervariasi dan umumnya ialah bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, Sunda Kuno, dan Bali Kuno. Prasasti adalah tulisan yang diukir menjadi sesuatu yang terbuat dari batu atau logam, misalnya batu nisan atau medali. Dibutuhkan transkripsi atau deskripsi prosa yang tepat dari prasasti untuk memberikan kejelasan dan menjelaskan fitur-fitur prasasti yang tidak biasa. Informasi dalam transkripsi ini kemudian harus diindeks dalam subkategori lain, yang memungkinkan untuk merumuskan pertanyaan tentang jenis prasasti dan penulisnya, serta lokasi, tanggal, dan skrip mereka. Ketika sebuah prasasti atau tanda didokumentasikan, karakteristik berikut ini penting: siapa yang membuatnya, cara pembuatannya (bahan dan teknik), lokasinya pada objek, dan indikasi apa yang tertulis dalam prasasti atau seperti apa tanda itu. Penjelasan ini mungkin termasuk transkripsi, transliterasi (jika tidak dalam abjad Romawi), deskripsi, atau terjemahan. Keterangan tentang pentingnya prasasti atau tanda, dan kutipan ke sumber apa pun yang digunakan untuk mengidentifikasi atau menggambarkan prasasti atau tanda, juga dapat direkam.
Prasasti Granit |
Prasasti Ratu Boko merupakan peninggalan dari Kerajaan Syailendra, yang dibuat atas nama perintah Raja Balaputra Dewa. Tujuan pembuatan prasasti ini adalah untuk megenang kekalahan Raja Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya yang bernama Putri Pramodhawardhani. Karena mengalami kekalahan, akhirnya Raja Balaputra Dewa melarikan diri ke Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Ligor merupakan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya, yang dibuat sebagai tanda bahwa kerajaan Sriwijaya telah membangun ibukota baru di Semenanjung Malaya bernama Ligor. Prasasti Canggal merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Hindu, yang dibuat atas Perintah Raja Sanjaya. Prasasti ini menjadi peringatan bahwa Kerajaan Mataram Hindu berhasil didirikan oleh Raja Sanjaya di sekitar Jawa Tengah. Prasasti Kalasan merupakan peninggalan dari Kerajaan Syailendra. Pada prasasti ini disebutkan bahwa seorang raja dari Dinasti Syailendra telah berhasil menunjuk Rakai Panangkaran untuk membuat sebuah bangunan suci untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta. Prasasti Mantyasih merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram, yang dibuat atas dasar perintah Raja Diah Balitung. Dalam prasasti ini menydisebutkan ebutkan daftar nama raja-raja yang pernah memerintah Mataram dari mulai Sanjaya hingga Diah Balitung. Itulah tadi serangkain penjelasan dan pengulasan yang bisa kami berikan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian prasasti menurut para ahli, ciri, jenis, fungsi, dan contohnya dalam berbagai bidang kehidupan. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan dan referensi.
Jakarta - Museum Nasional dan Museum Fatahillah mungkin sudah biasa Anda dengar namanya, atau bahkan sering dikunjungi. Bagaimana dengan 6 museum ini? Ini adalah 6 museum keren di Jakarta, yang jarang dikunjungi. Mungkin anda tidak menyangka kalau Jakarta memiliki lebih dari 60 museum. Ya, ibukota besar ini ternyata memiliki banyak tempat yang menyimpan berbagai barang bersejarah. Sayangnya, tidak semua orang tahu atau bahkan sadar dengan keberadaannya. Padahal ada banyak museum keren di Jakarta yang wajib dikunjungi. Pernah mendengar Museum Taman Prasasti? Ini adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda. Berada di Jl. Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat, Museum Taman Prasasti menyimpan banyak nisan kuno dan beragam patung. Suasana sepi dan sunyi memang menyelimuti Museum Taman Prasasti. Betapa tidak, museum ini sangat jarang dikunjungi wisatawan. Padahal, ada banyak koleksi menarik yang bisa anda temui di dalam Museum Taman Prasasti. Beberapa di antaranya adalah miniatur makam khas dari seluruh provinsi di Indonesia, dan juga kereta jenazah antik.
Prasasti Nameboard |
Di ruangan inilah Soekarno membacakan hasil perumusan naskah proklamasi, yang kemudian naskah tersebut dibawa ke ruang pengetikan dan ditandatangani di atas piano. Naik ke lantai dua, Anda bisa masuk ke ruang pameran. Di sana terdapat kisah-kisah perjuangan bangsa Indonesia sejak tahun 1942 hingga mempertahankan kemerdekaan. Museum ini juga mempunyai ruang baca, perpustakaan, dan bunker di bawah tanah. Dari Museum Sumpah Pemuda, saatnya pindah ke museum bersejarah lain yang sayangnya tak banyak dikunjungi wisatawan, padahal harga tiket masuknya sangat murah, yaitu Rp 2.000. Inilah museum yang akan menceritakan bagaimana gigihnya para pemuda dalam meraih kemerdekaan bangsa. Travel berkunjung beberapa waktu lalu. Saat pertama kali masuk ke dalam museum yang berada di Jl Kramat Raya No 106, Jakarta Pusat, pengunjung langsung disambut dengan tiga patung yang menggambarkan anak muda yang sedang berdiskusi. Memasuki bagian museumnya lebih dalam, pengunjung akan lebih dikejutkan dengan patung-patungnya. Di sana terdapat tujuh patung pemuda yang sedang duduk dan satu patung yang sedang memainkan biola, dialah WR Supratman.
Di dalam ruangan yang bisa dibilang ruang inti ini adalah turis bisa mendapatkan banyak informasi terperinci mengenai Sumpah Pemuda yang menjadi puncak kebangkitan para pemuda dalam berjuang. Menengok ke bagian tembok, biarkan mata Anda menangkap satu ukiran raksasa tentang isi Sumpah Pemuda. Berjalan ke belakang museum, ada ruangan yang berisi tentang perjuangan pemuda melalui media dan melalui organisasi pramuka. Selain itu, Museum ini juga mempunyai ruangan khusus tentang seorang pejuang pemuda, yaitu Wage Rudolf Soepratman yang seolah menjadi 'biografi mini' beliau. Tak jauh dari ruang sang pencipta lagu Indonesia Raya, wisatawan bisa menemukan sebuah ruangan yang berisi banyak papan berwarna merah di bagian dindingnya. Papan tersebut tidak berisikan tentang sejarah, melainkan kutipan-kutipan kalimat perjuangan dari para pemuda, termasuk pesan antikorupsi dari Ki Hajar Dewantara. Berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda tidak hanya menambah pengetahuan Anda tentang sejarah bangsa Indonesia, tapi juga membangkitkan rasa nasionalisme yang mungkin telah memudar. Museum lain di Jakarta yang keren namun jarang dikunjungi wisatawan adalah Museum Art Mon Decor.
Untuk pemesanan produk dengan model, bahan dan ukuran diluar yang sudah kami sediakan silahkan hubungi kami.
Posting Komentar untuk "Penulisan Pun Juga Harus Mempengaruhi Pengerjaan Pembuatan Prasasti"